⎗ Install App Exclusive Network
Jakarta, (Exclusive Network) - Pengacara kondang Hotman Paris Hutapea kembali menegaskan penolakannya untuk masuk ke dalam kabinet pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.[1][2]
Meskipun telah menjadi pengacara Prabowo selama 25 tahun, Hotman menyatakan bahwa pendapatannya sebagai pengacara jauh lebih besar dibandingkan gaji seorang menteri.
"Kalau gua jadi menteri berapa sih gajinya? Paling tinggi Rp 100 juta. Gua satu kasus bisa Rp 5 M. Kalau 10 kasus 50 M," ujar Hotman dengan tegas.
Hotman menjelaskan bahwa dirinya lebih nyaman dan makmur dengan profesinya saat ini dan tidak tertarik untuk meninggalkan dunia hukum yang telah membesarkan namanya.
Hotman Lebih Senang Bantu Prabowo Lewat Hotman 911
Hotman mengungkapkan bahwa dirinya telah bertemu dengan Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menjelang pemanggilan kandidat menteri-wakil menteri Prabowo.
Dalam pertemuan tersebut, Hotman menyampaikan keinginannya untuk membantu Prabowo dengan caranya sendiri, yaitu melalui program "Hotman 911" yang memberikan bantuan hukum gratis kepada masyarakat.[1]
"Saya akan khusus membantu presiden untuk pengais-pengais keadilan seperti ini. Mereka akan kasih perhatian khusus. Kebetulan saya pengacaranya Prabowo 25 tahun," kata Hotman.
Hotman menegaskan bahwa dirinya lebih suka membantu Prabowo dari segi hukum dalam kapasitas sebagai pengacara.[5]
Hotman Berpendapat Susunan Kabinet Prabowo-Gibran Sudah Sesuai
Terkait dengan kandidat menteri-wakil menteri yang telah dipanggil Prabowo, Hotman mengaku belum bisa berkomentar banyak.
Namun, ia menilai bahwa puluhan tokoh yang dipanggil Prabowo cukup sesuai dengan latar belakangnya masing-masing.
"Jadi kalau kandidat sekarang, ya kita belum bisa komen. Tapi cukup sesuai dengan background masing-masing, cukup sesuai," ucapnya.[1]
Kontroversi Susunan Kabinet Prabowo-Gibran: Gaji Menteri dan Wakil Menteri
Pernyataan Hotman ini muncul di tengah kontroversi terkait susunan kabinet Prabowo-Gibran yang beredar di media sosial.[2]
Salah satu nama yang disebut-sebut dalam susunan kabinet tersebut adalah Hotman Paris sebagai Wakil Menteri Hukum dan HAM.[3]
Kontroversi ini juga dipicu oleh pernyataan Hotman sebelumnya, yang mengatakan bahwa dirinya tidak tertarik menjadi menteri karena gajinya terlalu kecil dibandingkan pendapatannya sebagai pengacara.[1][2]
Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan mengenai besaran gaji menteri dan wakil menteri, serta apakah mereka dapat menjalankan tugas dengan baik tanpa mencari keuntungan dari APBN.[3]
Hotman Paris: Salah Satu Pengacara Terkaya di Indonesia
Hotman Paris dikenal sebagai salah satu pengacara terkaya di Indonesia. Meskipun ia tidak secara langsung mengkonfirmasi jumlah kekayaannya, namun fakta bahwa ia memiliki properti dan mobil-mobil mewah menunjukkan bahwa ia adalah salah satu pengacara dengan aset yang besar.[1]
Penolakan Hotman untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran menimbulkan pertanyaan mengenai apakah ada tokoh lain yang memiliki kekayaan dan pendapatan yang lebih besar daripada seorang menteri, dan apakah hal ini akan mempengaruhi kinerja mereka dalam menjalankan tugas negara.
Pelaporan dan Penulisan oleh Lisa Sapgina; Pelaporan tambahan dari Liputan6,BBC,TvoneNews,dan Suaracom; Penyuntingan S.Mutia
Prinsip kami : ©Standar kepercayan